Tugas-8 (8.3-8.4)-Manusia Makhluk Budaya-MPKAgamaIslam

MANUSIA MAKHLUK BUDAYA

8.3 Manusia dan Teknologi

Istilah teknologi, ditegaskan oleh vam Peurseun adalah “perpanjangan tangan manusia” (1988). Ketika suatu benda atau kondisi tertentu dikategorikan sebagai alat yang bisa digunakan untuk memperpanjang jangkauan tangan manusia, maka Peurseun menyebutnya sebagai (hasil, perangkat) teknologi. Semua masyarakat manusia, sesederhana apapun peradaban yang didukungnya, mereka bisa menemukan teknologi sesuai kebutuhan zamannya. Respons terhadap alam sejalan dengan kebutuhan hidup mendasar manusia, selalu menghasilkan perangkat alat, bahan, bahkan sistem solusi yang merupakan jawaban atas kebutuhan yang mereka perlukan. Oleh karena itu, sejak zaman dahulu, teknologi telah hadir mendampingi perilaku setiap manusia, sesuai tuntutan lingkungan, sesuai kondisi zaman.

            Ibadat mahdhah maupun ghair mahdhah pasti terkait dengan penggunaan teknologi. Penggunaan perangkat teknologi dalam pelaksanaan ibadat mahdhah tidak terlarang, tidak ada aturan khusus tentang penggunaannya. Yang diatur di dalam pakem plus oleh

Nabi Muhammad saw hanya hal-hal yang esensial dalam pelaksanaan ibadat mahdhah, apalagi dalam pelaksnaan ibadat ghair mahdhah. Semua perangkat teknologi yang baik, yang tidak bertentangan dengan inti syariat, yang mempermudah dan memperlancar ibadat, bisa digunakan sesuai keperluan.

            Dalam buku Al-Hassan pada kalimat pengantarnya diuraikan bahwa “Teknologi merupakan alat peradaban, dan peradaban Islam yang telah menjadi kekuatan besar selama beberapa abad pastilah berkembang atas dasar prestasi-prestasi teknologis yang penting”. Aspek-aspek sains Islam yang dibahas antara lain: matematika (di antaranya dimasukkannya bilangan nol, dalam tulisan Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi); astronomi (pengamatan, instrumentasi, dan pengembangan trigonometri yang bermanfaat dalam pengembangan kalender, pengukuran waktu, dan penentuan arah kiblat); fisika (kitab tentang optik karya Ibn Al-Haytsam yang mengilhami karya Rooger Bacon dan Witelo); dan kimia (ahli kimia muslim yang paling berpengaruh

Jabin bin Hayyan --dikenal oleh ilmuwan Latin abad pertengahan dengan nama Geber dan Abu Bakar Ar-Razi : Rhazes).

            Pada buku Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, diterbitkan oleh Mizan Bandung (1989) diungkap nama-nama ilmuwan muslim terkenal beseeta karyanya. Selain itu ada juga buku yang ditulis oleh Armahedi mahzar yang berjudul Teknologi dalam Sejarah Islam, dianggap cukup sebagai referensi awal yang bisa dikembangkan bahasannya dengan memperluas bahan bacaan lain tentang bahasan yang sama dengan isi buku tersebut.

            Teknologi dapat dimanfaatkan dalam berkarya seni, misalnya buku Seni di Dalam Peradaban Islam, tulisan M. Abdul Jabbar Beg (editor, 1988), yang diterbitkan oleh Pustaka Bandung, ada sejumlah tulisan penting yang membahas bagaimana pandangan para ilmuwan muslim tentang seni maupun masalah konsep seni (di) dalam Islam. Masalah kedudukan seni di dalam Islam, estetika seni Islam, konsep tashwir, musik religi Islam, seni rupa Islam, dan arsitektur Islam, ditulis oleh tokoh-tokoh penulis yang terkenal. Di lingkungan masyarakat Indonesia, keahdiran seni yang berbalut nilai-nilai Islami bisa muncul dalam banyak jenis karya. Karya-karya yang telah menjadi ciri khas milik masyarakat Indonesia antara lain adalah batik dan wayang. Sekalipun ada orang yang mengagungkan kebebasan di dalam berkarya seni, kebebasan itu adalah kebebasan yang tetap dibatasi norma, karena dalam segala perilaku kehidupan ada atap dan dinding yang membatasi ruang gerak ekspresi manusia, agar karya lahir dalam kebermanfaatan dan kemaslahatan hidup masyarakat banyak, bukan untuk sekadar mengusung kebebasan individu.

8.4 Manusia dan Media

            Perkembangan teknologi media kini sudah sangat pesat dan tak dapat dibendung. Gadget (gawai) untuk keperluan memanfaatkan aneka media informasi juga semakin mudah dan terjangkau. Keragaman sumber penyebar informasi menjadikan dunia berita masa kini telah mengalami kelebihan beban. Siapa saja bisa menjadi pemberita --benar maupun hoax-- dalam banyak media tayangnan informasi. ”Jika ingin menguasai dunia, maka kuasailah media”. Maksudnya, media informasi yang kini telah banyak digunakan dan menyebar hingga ke pelosok kawasan setiap negara, dengan beragam bentuk dan tampilannya, adalah media yang dimaksud.

            Media massa, media sosial, internet beserta jalur-jalur penggunannya, memiliki banyak keburukan, namun masyarakat muslim masih bisa menggunakan layanan-layanan tersebut karena sejumlah hal baik pun masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran. Media sosial sangat rentan dengan banyak issue keburukan, karena sangat efektif jika digunakan untuk menyebarkan informasi apapun dalam kondisi sekarang ini, namun terdapat sisi baik media sosial yang dapat digunakan sebagai saran penyampaian materi pembelajaran bagi guru dan dosen, serta melaksanakan proses administrasi yang kini telah diwajibkan secara melembaga dengan cara daring (online). Tetapi jika pekerjaan sejenis tidak dimulai segera, menunggu ketersediaan sarana yang lengkap dan mumpuni, boleh jadi kondisi sejenis itu merupakan jalan yang akan sangat menyulitkan dalam pelaksanaannya. Perubahan dan peninjauan serta perbaikan harus sejalan, agar tujuan yang ingin dicapai bisa didekati secara bersama-sama dalam semua usaha.

Komentar