Tugas-9-Manusia Makhluk Moral-MPKAgamaIslam

 

BAB 9  MANUSIA  MAKHLUK MORAL

9.1 Nabi Muhammad saw Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia

Nabi Muhammad diutus bukan untuk menyempurnakan agama, tetapi untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Muhammad diutus bukan untuk menyempurnakan agama, tetapi untuk menyempurnakan akhlak. Kita harus yakin, bahkan sangat yakin, Muhammad yang akan menyempurnakan akhlaq manusia telah dikondisikan sebagai SDM yang memiliki akhlaq mulia oleh Allah.

Akhlaq adalah keseimbangan antara perilaku lahir dengan perilaku batin. Akhlaq yang baik adalah perilaku lahir sekligus perilaku batin yang dibimbing oleh kebenaran yang mutlak, kebenaran yang datang dari Khalik. Akhlak yang buruk adalah perilaku lahir sekaligus perilaku batin yang dibimbing oleh kebenaran yang datang dari makhluk. Akhlak yang baik harus bersumber dari hanya satu sumber nilai yang Mahabenar. Karena manusia masa kini tidak pernah bertemu langsung dengan sumber teladan akhlak, maka telah disediakan bagi kita Al-Quran dan al-hadits sebagai sumber tatanilai yang Islami. Inti pembelajaran penting dalam konsep Islam adalah menata akhlak agar iman dan islam yang telah ada bisa sejalan dengan yang telah dituntut dan ditetapkan oleh Allah swt melalui teladan perilaku nabi-Nya.

9.2 Nabi Muhammad saw sebagai Uswah Hasanah

            Al-Amiina adalah prestasi dari kebaikan akhlak yang dimiliki oleh Muhammad sejak sebelum menjadi nabi. Begitu banyak perbuatan Nabi yang harus menjadi teladan untuk ummat, perbuatan Nabi adalah salah satu yang menjadi bagian dari sunnatnya, sunnaturrasul. Jika ummat tidak mengikuti sunnat Rasul berarti bukan bagian dari ummat Rasul. Sunnaturrasuul, sunnat rasul, sunnat nabi, adalah salah satu yang disebut sebagai warisan dari Nabi, selain Al-Quran (sebagai sunnatullah). Sunnat Nabi (dikategorikan sebagai hadits, berita, dari Nabi, tentang Nabi, dan sikap Nabi) bisa ucapannya (qauliyah), perbuatannya (amaliyah) dan sikapnya (takriiriyah).

            Rasulullah telah dianugerahi kelengkapan sifat, yaitu 4 sifat yang dimiliki oleh Rasulullah yang selanjutnya menjadi tanda kelebihan yang dimiliki oleh Rasulullah. Empat sifat itu adalah: Shiddiq (benar), amanat (bisa dipercaya), tabligh (menyampaikan, tidak menyembunyikan), dan fathonah (cerdas). Apa yang diucapkan (qauliyah) dengan apa yang dilakukan (fi’liyah) oleh Nabi selalu sejalan, yang kemudian secara syari’at menjadi pedoman uswah hasanah yang harus diikuti oleh ummatnya.

9.3 Konsep Manusia Terbaik di Sisi Allah

            “Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi manusia lain”. Sebagai mahluk individu manusia bertanggung jawab penuh atas segala hasil perbuatan dirinya. Tetapi, sebagai makhluk sosial, manusia dituntut menjadi individu yang bisa banyak memberi manfaat bagi individu lainnya. Ada tiga hal yang terkait dengan tinggalan yang masih akan memberi kucuran laba pahala kepada seseorang yang telah meninggal, ketika semua amalnya diputus Allah swt, adalah hasil perilaku yang juga menyebabkan kebermanfaatan bagi orang lain.

            Pertama, “Anak yang shalih yang mendoakan kedua orang tuanya”, adalah hasil usaha orang tua semasa masih hidup dalam mengarahkan dan membimbing anakanaknya menjadi anak-anak shalaih dan shalihat. Kedua, berhubungan dengan pemanfaatan ilmu. Ilmu yang dimanfaatkan, ilmu yang diajarkan kepada orang lain, sangat bermanfaat bagi orang yang mendapatkannya. Dan yang ketiga adalah berupa amal jariyah, amal yang terus berkelanjutan maknanya, hasilnya, manfaatnya. Amal jariyah yang akan tetap mengalir hasilnya kepada orang yang telah meninggal, sebagai bentuk kebermanfaatan dirinya bagi orang lain, adalah harta yang dijalankan sebagai amal shadaqah (terutama), infaq, waqaf, dan hibah, selagi orang tersebut masih hidup.

            Satu kondisi ideal yang menjadi tuntutan yang diberikan oleh Allah swt kepada setiap manusia agar bisa mencapai tempat terbaik di sisi Allah swt, adalah kondisi takwa.

زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۘ وَالَّذِيْنَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas (Q.S. Al-Baqarah, 02: 212)

9.4 Indikator Kenabian sebagai Uswah Hasanah

            Nabi Muhammad saw memiliki ciri kenabian sebagai manusia yang patut menjadi contoh. Di samping memilik perilaku terercaya, Muhammad pun memiliki latar keturunan dari keluarga yang terhormat, yang terpelihara kehormatan nama keluarga dan keturunannya. Ditambah dengan perilaku terpuji yang menjadi ciri kehidupan sehariharinya, Muhammad telah menjadi tokoh anggota masyarakat yang dihargai. Muhammad sebagai calon Nabi akhir zaman, yang keberadaannya dicatat dalam AlQuran sebagai uswah hasanah bagi manusia pada masanya dan manusia-manusia pada zaman jauh setelahnya.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Q.S. Ali Imran, 03: 159)

9.5 Pendidikan Karakter dalam Konsep Islam

            Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “setiap yang dilahirkan berada pada kondisi fitrah” adalah konsep dasar pendidikan dini, yang akan berlanjut dalam bentuk pembiasaan-pembiasaan yang memberi warna perilaku, tindakan, tanggapan, cita-cita, citra, maupun anggapan-angapan yang akan dimiliki oleh seorang anak. “Orang tualah yang pertama mengarahkan anak menjadi Yahudi, Nashara, ataupun Majusi”. Dalam konsep Islam, pendidikan dini adalah kunci pembuka hidayah bagi seseorang. Memang, hidayah Allah adalah hak prerogatif Allah saja. Tak ada seorang manusia pun yang diberi kesempatan untuk bisa mengarahkan dirinya, apalagi orang lain, ke arah hidayah Allah swt. Memang, hidayah Allah adalah hak prerogatif Allah saja. Tak ada seorang manusia pun yang diberi kesempatan untuk bisa mengarahkan dirinya, apalagi orang lain, ke arah hidayah Allah swt.

            Ikhlas dan pasrah adalah kondisi yang dituntut dalam menghadapi ketentuan Allah swt. Semua muslim harus yakin bahwa yang diberikan oleh Allah swt pasti yang terbaik, sekalipun pada kenyataannya, masih banyak orang yang belum bisa menyadari ada hikmah di balik semua yang ditetapkan oleh Allah swt. semua muslim harus yakin bahwa yang diberikan oleh Allah swt pasti yang terbaik, sekalipun pada kenyataannya, masih banyak orang yang belum bisa menyadari ada hikmah di balik semua yang ditetapkan oleh Allah swt. selalu ada hikmah yang mendatangkan kebaikan di balik semua kepastian Allah swt.

Komentar